Hai, selamat berjumpa lagi, walau hanya lewat sebuah tulisan. Maaf mungkin
aku tidak terlalu berani untuk mengatakannya langsung di depan mu, haha,
mungkin terlalu ciut nyaliku untuk mengungkapkan. Tidak terasa ya,
sudah setahun lebih kita kenal, masih ingat? Bulan Maret, sebelum acara
pameran tahunan di kampusku? Saat kita bertemu bersapa lewat sebuah akun
facebook milik temanmu, yg pasti temanku juga kan?hahaha..konyol, lucu
juga kalau aku coba mengingat-ingat kembali. Sampai suatu hari aku harus
berpisah dengan pacarku, hahaa dan kamu menjadi seseorang yang ada
untuk ku saat itu?klise banget sebenernya. Tapi that's all make me
believe, bahwa tidak ada sesuatu yang kebetulan. Mungkin aku diijinkan
Tuhan untuk bertemu dengan mu, mengenalmu, dekat denganmu dan akhirnya
kita pacaran ...
Sempat aku merasa ragu pada awalnya tentang perasaanku. Apakah hanya
sekedar pelampiasanku saja? Tapi setelah bersama terus, aku mulai yakin
akan perasaanku, haha, rasanya saat itu, mungkin duniaku berubah, aku
mulai punya semangat baru, aku bahkan sangat lupa dengan mantanku. Entah
kenapa, aku gak pernah tau, bagiku kamu paling tau aku, dan paling
sempurna saat itu. Bagiku tidak masalah pada saat itu untuk aku terus
mengalah, bersabar demi kamu. Sampai disuatu ketika kamu pun berubah.
Bukan menjadi kamu yang biasanya, bukan lagi menjadi seseorang yang
biasanya aku temui setiap harinya. Kita mulai jarang bertemu, padahal
jarak UNS-ISI hanya berapa menit? Yah saat itu aku berusaha bersabar,
mungkin kamu sedang sibuk dengan sekolahmu, atau mungkin kamu sedang ada
acara dengan teman-teman mu. Selama waktu itu, aku tidak pernah
melarangmu untuk berbuat ini, itu, paling aku hanya mengajakmu untuk ke
gereja, itu pun setelah tau kamu, aku tidak memaksamu, Saat itu yang aku
pikirkan hanya "kamu kenapa?aku salah apa?" aku merasa kamu mulai
menjauh karena kesalahanku, atau karena aku egois?aku manja?aku menuntut
lebih?
Sampai akhirnya aku pun tidak tahan untuk mengungkapkannya padamu. Ku
coba mengirim pesan melalui BBM, seperti yang biasa kita lakukan setiap
hari, namun mulai jarang kita lakukan saat itu, karena kamu memberiku
kabar hanya singkat dan jarang, tidak se-intens dulu. Yah akhirnya aku
bertanya, dan kamu hanya menjawab,"aku bingung dengan diriku sendiri" yah
itu yang menjadi jawaban. Sebuah jawaban kebingungan yang aku dapatkan
selama ini. Akhirnya bulan Agustus, malam sebelum puasa hari pertama,
kita membicarakan hubungan kita,dan tanpa banyak kata yang kamu ucapkan,
akhirnya kita berpisah, masih ingat?dengan ekspresi konyol aku menangis
sesenggukan di hadapanmu?mengelap air mataku dengan handuk, kaya seolah
aku tukang becak, konyol kalo diinget. Dan akhirnya aku pun berkata
"lebih baik kita berteman" dan kamu hanya mengiyakan, Dan kata-kata yang
paling aku ingat dari kamu saat malam itu, yaitu penjelasanmu mengenai
"mati rasa" yang kamu rasakan , dan usahamu untuk memperbaikinya, dengan
"kembali dari nol ya "sampai akhirny kita bertemu dan pergi ke Jogja, namun mulai itu aku merasa jauh dan semakin jauh.
Malam setelah itu, dan malam-malam selanjutnya, aku masih memikirkanmu,
mencoba untuk menata hatiku kembali. Sampai beberapa kali aku mengirim
DM di twitter mu..masih ingat? itu karena begitu susahnya untuk aku
mencoba lupa, entah aku sudah mencoba atau aku nya yang "menolak" lupa.
Sampai akhirnya aku bertemu dengan seseorang, yang bisa membuatku
bahagia dan sedikit membuatku lupa akan perasaan ku. Sampai kami
berjalan hampir setengah tahun ini. Ternyata waktu yang saat itu aku
percaya akan menyembuhkan luka, atau yang dapat membuat kita ikhlas
menerima kenyataan, ternyata itu tidak berlaku untuk ku. Namun sampai saat ini, sampai detik ini aku masih
saja memikirkan kamu. Apakah ini rasa yang dititipkan Tuhan, atau apa
aku gak tau juga. Atau mungkin aku merasa kita belum selesai, belum
tuntas, masih banyak sesuatu yang mengganjal. Aku cuma ingin mengatakan
ini , karena aku tidak punya cukup nyali untuk bertemu dengan mu dan
mengatakan ini. Akupun bingung dengan ini. Seolah hari-hariku selalu
dibayangi kamu( medeni juga sih ya) tapi aku sudah mencoba melupakan dan
berusaha biasa , tapi sampai detik ini selalu saja kamu ada di
pikiranku. Aku haya ingin tau, apa yang kamu rasakan selama ini?dari
hati mu yang paling dalam, jujur tentang selama ini apakah benar, kamu
hanya mati rasa atau ada suatu hal lain yang membuatmu tidak menyukai aku
lagi?atau ingin berpisah pada saat itu?ini sebenarnya pertanyaan besar yang selama ini membayangi ku.
Aku gak berharap kita kembali, pacaran lagi, atau bagaimana. Aku tau
kamu susah untuk berkomitmen saat saat ini, karena kamu harus mengejar
karir mu, sekolahmu, tapi aku cuma pengen tau, apa
perasaanmu sama seperti yang aku rasakan, biar Tuhan yang mengatur
jalan kita masing-masing. Aku pun juga belum siap untuk saat ini berkomitmen
dengan sesuatu yang serius, tapi bagiku, tau perasaanmu saja itu sudah
cukup, kalaupun ternyata hanya aku yang masih memiliki perasaan sayang,
dan kamu tidak, itu pun tidak masalah buatku, jadi mungkin Tuhan
menempatkan rasa ini di hatiku, untuk aku terus mengingatmu dan membawamu
dalam setiap doaku. Menyayangimu bukan berarti kan aku harus memiliki?
Aku lebih bahagia kalau kita bisa benar-benar berteman, dan menjadi
teman baik,saling mendukung dan saling berdoa. Sekarang kita sudah
dewasa, dan seharusnya masing-masing kita bisa mengambil sikap yang
menunjukkan kedewasaaan kita kan?
aku mengasihimu, sampai saat ini, maaf ya,bila kamu membacanya mungkin
kamu pengen muntah hahahaa,maklum aku bukan penulis hebat, tapi yang pasti ini perasaan yang selama ini
aku rasakan, tolong balas dimanapun dan kapanpun terserah, tidak usah
panjang-panjang kaya ini, yang pasti aku hanya ingin tau tentang
perasaanmu dan bagaimana sebenarnya yang ingin kamu ungkapkan kepada ku. Thx ya mbrot...
Di suatu hari, pagi menjelang siang, Mei 2013