Aku tak pernah menyangka hidupku akan berlalu sedemikian
rumitnya. Sebagian kisah perjalanan hidupku akan aku ceritakan nanti. Saat ini
yang aku inginkan hanya meratapi kisah cintaku. Jangan diartikan kisah cintaku
hanya berhubungan dengan laki-laki. Kisah cintaku kali ini beragam. Kisah cinta
dengan sahabat-sahabat terbaikku, dosen serta pengajarku, ayahku, ibuku, bahkan
beberapa laki-laki yang pernah mengisi kehidupanku.
Sepenggal puisi ini ingin aku berikan kepada sahabat
terbaikku, sekaligus teman hidupku yang sudah pernah berjanji untuk selalu
membuatku bahagia sampai nanti kita tidak akan bisa bertemu untuk waktu yang
tak terbatas. Dia bukan cinta pertamaku, tapi dia yang pernah membuatku belajar
untuk mencintai sesama manusia diluar dari semua kesempurnaan, paras dan
kecakapan. Dia adalah seorang yang tulus memberikan perhatian dan cintanya
tanpa memikirkan timbal balik apa yang akan aku berikan untuknya. Dia yang
selalu mendengarkanku, dan selalu menggenggam erat tanganku saat aku mulai
rapuh. Dia yang memiliki perbedaan keyakinan denganku, namun selau menghormati
dan mendukungku. Ya, dia yang ditempatkan Tuhan untuk menjagaku dan memberikan
sebuah rasa yang baru.
Hari ini aku mulai dengan rasa yang baru
Setelah rasa yang lama mulai lebur dalam rasa sakit
Aku dapati tawamu mengembang di depan pintuku
Aku mulai hilang rasa sakit, dan mulai ikut
menghadirkna tawa bersamamu
Tapi ternyata tawa kita ini berujung lebih menyakitkan
dari pada tangisku yang kemarin
Perbedaan, diawal aku hanya mengira tawa ini akan
sesaat saja
Haha ternyata aku salah
Sebuah jalan yang aku sebut sebagai takdir
mengantarkanku kepada kenyataan yang berbeda
Aku harus puas meratapi setiap luka dalam tawa kita
Maaf, aku membawamu terlalu jauh hanyut dalam euforia
kegembiraan hatiku
Tanpa memikirkan betapa sakitnya kamu dan aku nantinya
saat jarak, waktu dan kenyataan akan memisahkan
Semoga kamu selalu menjadi tawa di setiap langkah
hidupku
Jika memang ini bukan jalan kita untuk meraih awal
kegembiraan bersama
Mungkin Tuhan berkehendak lain, dan menyiapkan untuk
masing-masing kita sebuah senyuman hangat saat kita pulang nanti
Kamu adalah tawa kegembiraanku
Kawanku,kekasihku,sekaligus lawanku. Kamu sudah
membuat hidupku penuh tawa dan air mata
Terimakasih atas kesempatan yang telah kita bangun
bersama
Sampai saat ini aku yang akan selalu dan selalu merindukan
setiap detik berharga bersamamu
Sejengkal nafas ini, tidak akan pernah merasa
dirugikan saat berusaha menyebut namamu di setiap lipatan tangan dalam simpuh
doaku
-kupugajah 0:12 25714-
No comments:
Post a Comment