Thursday, July 24, 2014

part 1



Aku tak pernah menyangka hidupku akan berlalu sedemikian rumitnya. Sebagian kisah perjalanan hidupku akan aku ceritakan nanti. Saat ini yang aku inginkan hanya meratapi kisah cintaku. Jangan diartikan kisah cintaku hanya berhubungan dengan laki-laki. Kisah cintaku kali ini beragam. Kisah cinta dengan sahabat-sahabat terbaikku, dosen serta pengajarku, ayahku, ibuku, bahkan beberapa laki-laki yang pernah mengisi kehidupanku.
Sepenggal puisi ini ingin aku berikan kepada sahabat terbaikku, sekaligus teman hidupku yang sudah pernah berjanji untuk selalu membuatku bahagia sampai nanti kita tidak akan bisa bertemu untuk waktu yang tak terbatas. Dia bukan cinta pertamaku, tapi dia yang pernah membuatku belajar untuk mencintai sesama manusia diluar dari semua kesempurnaan, paras dan kecakapan. Dia adalah seorang yang tulus memberikan perhatian dan cintanya tanpa memikirkan timbal balik apa yang akan aku berikan untuknya. Dia yang selalu mendengarkanku, dan selalu menggenggam erat tanganku saat aku mulai rapuh. Dia yang memiliki perbedaan keyakinan denganku, namun selau menghormati dan mendukungku. Ya, dia yang ditempatkan Tuhan untuk menjagaku dan memberikan sebuah rasa yang baru.

Hari ini aku mulai dengan rasa yang baru
Setelah rasa yang lama mulai lebur dalam rasa sakit
Aku dapati tawamu mengembang di depan pintuku
Aku mulai hilang rasa sakit, dan mulai ikut menghadirkna tawa bersamamu
Tapi ternyata tawa kita ini berujung lebih menyakitkan dari pada tangisku yang kemarin
Perbedaan, diawal aku hanya mengira tawa ini akan sesaat saja
Haha ternyata aku salah
Sebuah jalan yang aku sebut sebagai takdir mengantarkanku kepada kenyataan yang berbeda
Aku harus puas meratapi setiap luka dalam tawa kita
Maaf, aku membawamu terlalu jauh hanyut dalam euforia kegembiraan hatiku
Tanpa memikirkan betapa sakitnya kamu dan aku nantinya saat jarak, waktu dan kenyataan akan memisahkan
Semoga kamu selalu menjadi tawa di setiap langkah hidupku
Jika memang ini bukan jalan kita untuk meraih awal kegembiraan bersama
Mungkin Tuhan berkehendak lain, dan menyiapkan untuk masing-masing kita sebuah senyuman hangat saat kita pulang nanti
Kamu adalah tawa kegembiraanku
Kawanku,kekasihku,sekaligus lawanku. Kamu sudah membuat hidupku penuh tawa dan air mata
Terimakasih atas kesempatan yang telah kita bangun bersama
Sampai saat ini aku yang akan selalu dan selalu merindukan setiap detik berharga bersamamu
Sejengkal nafas ini, tidak akan pernah merasa dirugikan saat berusaha menyebut namamu di setiap lipatan tangan dalam simpuh doaku

-kupugajah 0:12 25714-

No comments:

Post a Comment

Followers