Tuesday, March 10, 2020

Sebuah Epilog

 Aku menangis semalaman jika teringat
Dirimu yang begitu jujur mengatakan
"Aku sedih saat hadir di sebuah pesta pernikahan" aku pun heran dan bertanya " kenapa kamu harus sedih? Bukankah kita seharusnya bahagia melihat dua insan yg bersatu?"
Jawabmu "Memang seharusnya aku bahagia, namun aku merasa, kenapa aku tidak mampu mengupayakan pesta pernikahan untukmu seperti yang lain"
Seketika mataku melotot, lalu tertunduk, aku harus menjaga ucapanku, dan berusaha menghiburmu, bahwa aku tidak pernah berfikir sampai sejauh itu.
"Tidak usah terlalu km pikirkan, aku tidak berfikir seperti itu, aku bahagia dengan acara kita yg sederhana namun berkesan"
Aku hanya tdk ingin membuatmu semakin rendah diri, kecil,dan tdk berarti. Wanita mana yg tdk ingin mengalami pernikahan impian? Namun aku berusaha mencukupkan diri saat bersamamu, aku buang semua keinginan yang terlalu tinghi di hadapanmu, karena kita masih di posisi merintis, kita mulai bersama dari nol.Aku tau resiko yg harus aku hadapi ketika bersamamu, aku harus berjuang lebih keras dari yg lain, aku harus bekerja lebih giat dari yg lain, semata2 karena aku mencintaimu, tdk memandang siapa dirimu berapa uangmu, tapi aku hanya melihat kamu.

Followers