Tuesday, August 26, 2014

Catatan kecil di 12 hari menuju perubahan besar

Sebuah pengalaman baru yang tidak akan pernah akan kami lupakan di dalam hati dan pikiran. Selasa, 14 Agustus 2014 kami calon-calon guru yang sudah siap dan ikhlas untuk mendidik di pelosok NKRI dalam program SM-3T atau Sarjana Mendidik di daerah 3T(terdepan,terluar,tertinggal) mulai berkumpul di rektorat UNY untuk mendapatkan pengarahan sebelum diberangkatkan ke AAU(Akademi Angkatan Udara) di bumi Maguwo Yogyakarta. Berbagai barang bawaan yang kami bawa untuk kebutuhan selama 2minggu telah kami persiapkan,beserta tas baru yang dibagikan oleh pihak SM-3T.
Jam 14.00 pengarahan selesai, kami semua diminta berjalan menuju bus khas AAU berwarna biru dongker. Rasa cemas,bercampur bahagia dan penasaran menggelayuti hati dan pikiran kami masing-masing. Selama 2minggu kedepan kami akan di gembleng dan dilatih untuk kuat dalam mental,fisik, dan semakin mencintai NKRI. Kami diminta membentuk barisan, dengan dibantu para ibu-ibu TNI AU yang terlihat cantik namun tegas, kami di panggil satu persatu untuk bergabung menjadi 6 kompi putri dan 3 kompi putra sesuai abjad. Sempat merasa takut karena ketegasan suara dan dibumbui sedikit bentakan-bentakan dari para pelatih. Sesekali kami terdiam dan saling pandang satu dengan yang lain,saling mengungkapkan kerisauan dan keraguan tanpa kata, menghadirkan pertanyaan besar "Akan diapakan kami disana?"
Tiba-tiba saja, seluruh semangat kami mulai jatuh disaat kami sudah sampai di dalam lokasi AAU dan menjalani serangkaian kegiatan yang merupakan sebagian dari shock terapi. Setiap kegiatan tidak boleh dilakukan dengan lamban, berlari,hargai waktu,hargai makanan sepertinya itulah yang paling melekat. Malam hari jam 18.00 kami makan malam yang pertama di sebuah barak bertenda warna hijau tentara dengan ratusan kursi dan meja yang masing-masing berisi 4-6 orang. Kami makan tidak menggunakan piring plastik atau piring keramik yang sering kami lakukan setiap hari, namun kali ini dengan benda yang disebut "Ompreng" yang merupakan tempat makan terbuat dari alumunium yang terdapat beberapa cekungan untuk menaruh nasi dan lauk pauk,kalau pernah sakit di rumah sakit pasti tau. Kami semua tertegun dan mulai mengeluarkan bunyi bisik2 "gila!nasi nya banyak banget!" Kemudian para pelatih mulai memberikan arahan untuk menghabiskan tanpa sisa.Kerap kali kami melihat teman2 kami tidak kuat menghabiskan makanan dalam ompreng mereka, dan setiap teman yang ada dalam satu meja harus bersama menghabiskan, itulah jiwa korsa. Sontak semua siswa mulai mengeluarkan keluhan yang hanya berani disampaikan di ujung mulut tanpa berani membuka lebar mulut mereka untuk mengajukan protes.Itulah yang kami rasakan,setiap hari harus kenyang dengan bentakan-bentakan dan pelatihan fisik yang diberikan pelatih, semata2 bukan untuk menyiksa kami namun pastinya untuk membentuk sikap mental yang kuat dan rasa kebangsaan yang tinggi untuk berjuang melawan kebodohan di NKRI
Terimakasih para pelatih dan pengasuh,12 hari kami hidup dibawah asuhan kalian, kami tidak akan berhenti setelah ini, kami akan tetap belajar disiplin,menghargai waktu,cekatan,tanggap dan mencintai tanah air kami
Pengalaman sekali seumur hidup kami yang tidak akan pernah bisa dilupakan, kekeluargaan, jiwa korsa,dan menghargai waktu.

-bumi maguwo, 25Agustus 2014-
Special thanks untuk keluarga besar AAU Yogyakarta

No comments:

Post a Comment

Followers